Langsung ke konten utama

Laporan Praktikum Evaporasi


Judul Percobaan          : EVAPORASI
Percobaan ke-             : 1 (satu)
Tanggal Percobaan     : 12 Maret 2012
Tujuan                         :
-          Dapat menggunakan alat unit penguapan
-          Dapat memilih temperatur dan tekanan sebaik mungkin umpan tertentu
Dasar Teori                 :
            Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudat menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya di kondensasikan dan di buang.
            Salah satu jenis alat yang digunakan dalam proses evaporasi adalah falling film evaporator dimana alat ini di klasifikasikan ke dalam long tube vertical evaporator bersama-sama dengan climbing film evaporator. Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat di klasifikasikan ke dalam system pemanasan di pisah oleh dinding pertukaran panas, yaitu antara lain jenis kolom kalandria dan shell and tube.

Alat dan bahan :
·        Piknometer
·        Neraca analitik
·        Gelas kimia
·        Baskom
·        Stopwatch
·        Alat evaporator climbing film evaporator
·        Tissue
·        Gula putih (250 gr)

·        Aquadest

Prosedur :
·         Mencuci alat evaporator yang akan digunakan.
·         Lalu memasang selang pendigin dan mengalirkan air pendingin.
·         Kalibrasi piknometer yang akan digunakan.
·         Melarutkan 250 gram gula pasir dalam 3 liter air demin.
·         Mengukur massa jenis (þ) larutan dengan menggunaka piknometer yang sudah di kalibrasi sebelumnya.
·         Memasukkan larutan gula ke dalam evaporator untuk di umpankan.
·         Mengatur set on alat yang akan digunakan sampai dengan 130ο C.
·         Mengambil sampel produk sampai 6x dengan selang waktu 5 menit sekali.
·         Setelah selesai matikan alat dengan mengatur set off.
·         Lalu menunggu beberapa saat hingga suhu uap/produk pekat turun menjadi 60ο C .
·         Mematikan aliran pendingin.
·        Mematikan aliran listrik.
·        Mengeluarkan produk pekat.

·        Membersihkan peralatan dengan memakai aquadest atau air demin.

Data kalibrasi konsentrasi
Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (%)
1,0089
2,5
1,0185
5
1,0280
7,5
1,0382
10
1,0475
12,5
1,0573
15
1,0666
17,5
1,0765
20


Data pengamatan
no
Waktu
Massa piknometer (gr)
Suhu
ket
T1
T2
T3
T4
T5
0
5 menit pertama
50,11
83
34
37
36
83
-
1
5 menit kedua
50,11
86
45
86
41
860
-
2
5 menit ketiga
50,18
80
37
36
32
864
-
3
5 menit keempat
50,19
80
35
36
36
866
-
4
5 menit kelima
50,19
46
81
35
33
868
-
5
5 menit keenam
50,22
81
34
32
36
870
-
6
5 menit ketujuh
50,23
80
34
32
35
872
-

Volume H2O                = 3 L – volume gula
                                    = 3000 mL – 200 mL
                                    = 2800 mL
Massa H2O                  = þ H2O x volume H2O
                                    = 0,996233 x 2800
                                    = 2789,4524 gr
% gula                         =
                                    =
                                    = 8,2252%
T larutan gula umpan = 28oC
T aquadest                  = 27oC
Þ H2O di handbook      =
Konversi þ H2O di Handbook = 0,996233 gr/mL
Kalibrasi
Massa piknometer kosong                  = 24,14 gr
Massa piknometer + aquadest           = 49,32 gr
Massa aquadest                                  = piknometer + aquadest – piknometer kosong
                                                            =49,32 – 24,14
                                                            = 25,18 gr
Volume piknometer kalibrasi             =
                                                            =
                                                            = 25,2752 mL
Umpan segar
Umpan sample awal
Berat gula                                           = 250 gr
Volume H2O                                        = 2800 mL
Volume larutan                                   = 3000 mL
Berat piknometer + sample awal       = 50,12 gr
Berat sample awal
= berat piknometer + sample – piknometer kosong
= 50,12 – 24,14
= 25,98 gr
 sample awal   = 1,0278 gr/mL
Sample 0 (suhu 130oC)
Berat piknometer + sample                = 50,11 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 25,97 gr

Sample 1 (suhu 127oC)
Berat piknometer + sample                = 50,14 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,0 gr

Sample 2 (suhu 128oC)
Berat piknometer + sample                = 50,18 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,04 gr

Sample 3 (127oC)
Berat piknometer + sample                = 50,19 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,05 gr

Sample 4 (suhu 128oC)
Berat piknometer + sample                = 50,19 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,05 gr

Sample 5 (suhu 129oC)
Berat piknometer + sample                = 50,22 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,08 gr

Sample 6 (suhu 130oC)
Berat piknometer + sample                = 50,23 gr
Berat piknometer kosong                   = 24,14 gr
Berat sample                                      = 26,09 gr

Tabel hasil perhitungan
No
Nama sample
Massa jenis gr/mL
0
Larutan umpan segar
1,0275
1
Sample 1
1,0287
2
Sample 2
1,0303
3
Sample 3
1,0307
4
Sample 4
1,0307
5
Sample 5
1,0318
6
Sample 6
1,0322



Persamaan
y = 258,9 x – 258,7
a.      Sample 0
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0275 – 258,7
y = 7,32%

b.      Sample 1
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0287 – 258,7
y = 7,63%

c.       Sample 2
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0303 – 258,7
y = 8,04%

d.      Sample 3
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0307 – 258,7
y = 8,15%

e.      Sample 4
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0307 – 258,7
y = 8,15%

f.        Sample 5
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0318 – 258,7
y = 8,43%

g.      Sample 6
y = 258,9 x – 258,7
y = 258,9 x 1,0322 – 258,7
y = 8,54%

Tabel hasil Praktikum menggunakan Climbing Film Evaporator
No
Nama sample
Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (%)
0
Umpan segar
1,0275
7,32
1
Sample 1
1,0287
7,63
2
Sample 2
1,0303
8,04
3
Sample 3
1,0307
8,15
4
Sample 4
1,0307
8,15
5
Sample 5
1,0318
8,43
6
Sample 6
1,0322
8,54


Pembahasan :
            Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai umpan yaitu larutan gula. Disamping itu untuk mengetahui apakah climbing film evaporator yang dipakai bekerja dengan efektif atau tidak dapat dilihat dan distilat yang dihasilkan. Apabila distilat jernih terjadi evaporasi tetapi jika distilat berwarna maka proses evaporasi tidak terjadi dimana umpan ikut teruapkan tidak hanya solvennya tetapi solutnya pun ikut teruapkan.
            Umpan (larutan gula) dimasukkan kedalam separator (pemisah) untuk memisahkan zat cair yang terbawa ikut dari uap. Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih, zat cair yang terpisah kembali ke dasar tabung dengan gravitasi. Umpan encer biasanya pada suhu sekitar suhu kamar, masuk ke dalam suatu sistem dan bercampur dengan zat cair yang kembali dari separator. Umpan itu mengalir ke atas di dalam tabung sebagai zat cair dalam jarak tertentu, yang tidak panjang, sambil menerima kalor dari uap. Hasil dari kondensasi berupa distilat yang berwarna jernih dan di tampung di tangki penampungan destilat. Suhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebih tinggi dari pada suhu masuk karena air itu menyerap panas dari kondensor.
            Pada evaporasi ini terbukti bahwa massa jenis berbanding lurus dengan konsentrasi, semakin besar massa jenis maka akan semakin besar juga konsentrasinya dan semakin pekat juga larutan gula tersebut.
Kesimpulan :
Saya dapat menyimpulkan bahwa :
No
Nama sample
Massa jenis (gr/mL)
Konsentrasi (%)
0
Umpan segar
1,0275
7,32
1
Sample 1
1,0287
7,63
2
Sample 2
1,0303
8,04
3
Sample 3
1,0307
8,15
4
Sample 4
1,0307
8,15
5
Sample 5
1,0318
8,43
6
Sample 6
1,0322
8,54

            Dari tabel di atas sudah di buktikan bahwa semakin besar massa jenis maka semakin besar konsentrasinya. Hal itu menunjukkan bahwa massa jenis berbanding lurus dengan konsentrasi.
Daftar pustaka :
Sri Mulyati, Ida. Modul pengantar praktikum Evaporasi. 2012. SMK Negeri 7. Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI DASAR GRAVIMETRI

Analisis gravimetri adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk semurni mungkin. Senyawa murni dapat diperoleh dengan cara: 1.        Pengendapan Larutan sejumlah yang diketahui cuplikan direaksikan dengan larutan pereaksi tertentu yang akan mengendapkan ion/unsur yang akan ditentukan sebagai senyawa. Endapan senyawa ini setelah disaring dan dimurnikan lebih lanjut, ditimbang dan dari berat senyawa murni endapan ini kemudian dihitung jumlah atau kadar ion/unsur yang ditentukan. 2.        Penguapan Penguapan senyawa murni dari cuplikan dapat dilakukan dengan pemanasan atau dengan mereaksikan cuplikan yang diketahui beratnya dengan pereaksi tertentu. 3.        Dengan pemanasan Sejumlah berat cuplikan yang diketahui beratnya dipanaskan pada suhu yang cukup untuk menguapkan senyawa yang akan ditentukan. Karena penguapan, berat cuplikan akan berkurang dan dari berkurangnya berat ini kemudian ditentukan ju

Teori Dasar Spektrofotometer UV, VIS, IR

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer . Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.          Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari .         Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.          Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu